
Jember, MAJALAH-GEMPUR.COM– Kemeriahan Bulan Berkunjung Jember atau biasa dikenal BBJ yang disebut-sebut menghabiskan dana 10 Milyar sangat miris jika dibandingkan dengan kehidupan kaum duafa yang tinggal
dibawah kolong jembatan HOS Cokroaminoto pinggiran Kali Jompo. Jangankan untuk membayar
biaya pendaftaran masuk sekolah, untuk memenuhi kebutuhan sehari-haripun mereka
masih kekurangan.
Seperti yang dirasakan Pasangan suami-istri Sukiman
dan Sulastri, yang telah tinggal di kolong jembatan selama kurang lebih 25 (dua
puluh lima) tahun. Mereka terpaksa mengurungkan niatnya untuk mendaftarkan
anaknya masuk ke sekolah karena terbentur dengan biaya yang sangat tinggi
nilainya.
Dengan hanya bekerja sebagai pemulung
tentunya takkan cukup untuk membiayai anaknya ke sekolah.”Ya begini ini mas
kehidupan kami, anak pertama sudah sekolah sekarang kelas 3(tiga) sedangkan
adiknya mau masuk sekolah tapi biayanya sangat tinggi. Jadi kami urungkan
(dibatalkan) untuk mendaftar kesekolah”, Keluhnya.
Atas temuan ini tak ayal membuat beberapa LSM
gerah atas sikap pemerintah kabupaten (Pemkab) Jember baik unsur Kelurahan,
Kecamatan maupun dinas terkait yang terkesan kurang peduli atas kondisi ini bahkan
salah satu rekan media sempat menemui Sekda Jember terkait kondisi warga yang
hidup kolong jembatan tersebut namun nihil hasilnya.
“Masak BBJ yang mencapai10 Milyar saja Pemkab
mampu membiayai, sementara warga dalam
kota yang tinggal dan hidup dibawah kolong jembatan, tidak diperhatikan” ungkap Ketua LSM Government Corruption Watch
(GCW) sekaligus Deputi Investigasi dan Penindakan Andhy Sungkono Senin (23/7) kepada
Gempur di Jember.
Masih menurut pria yang lama tinggal di
Surabaya ini, “kayaknya ada yang salah mas dengan hati nurani para pejabat dan
juga efektifitas kerja instansi pemerintah sebagai pelayan masyarakat. Ingat
mereka digaji dari masyarakat lewat berbagai macam pajak.
Jadi saya harap pihak terkait segera
menindaklanjuti temuan ini, agar tidak membuat malu kota Jember yang baru saja
sukses menyelengarakan BBJ sampai terkenal ke luar negeri lewat JFC nya,”
pungkas Andhy menutup pembicaraan.
Sementara Kepala Dinas Sosial Drs.Suhanan,
MPd menyampaikan terima kasih atas informasi ini , “Kami selaku instansi
terkait sangat berterimakasih kepada rekan media dan LSM. Ya inilah faktanya
mas, SDM kami masih terbatas untuk menjangkau dan apabila turun ke bawah kami harus
“Kulo Nuwun” dulu ke pihak Kecamatan dan Kelurahan. karena sudah wilayah
merekamas, namun Suhanan berjanji akan
menindaklanjuti Temuan ini. (midd/didik)